Anies dan PDI-P, Hubungan antara PDI Perjuangan (PDI-P) dan mantan gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang dulu bertentangan kini nampak mencair. PDI-P tampaknya tidak lagi menunjukkan resistensi terhadap Anies yang dahulu sering mereka kritik keras ketika masih menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta. Sejumlah elite PDI-P juga kerap kali menyindir sosok Anies ketika mantan rektor Universitas Paramadina itu hendak berlaga di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 lalu.
Namun, sikap PDI-P yang bersebrangan itu agaknya mulai melunak sejak akhir 2023 setelah merasa di tinggalkan oleh Presiden Joko Widodo, kader yang mereka besarkan, karena Jokowi di anggap mendukung Prabowo Subianto pada Pilpres 2024, bukan Ganjar Pranowo yang di usung PDI-P. Gayung bersambut, Anies juga memberikan gestur yang hangat kepada PDI-P dengan mengucapkan selamat ulang tahun ke-51 kepada PDI-P pada 10 Januari 2024 lalu.
Selepas Pilpres 2024, Anies pun mendukung sikap Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri yang menjadi sahabat peradilan atau amicus curiae dalam sidang sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi. “Saya rasa pesan dari Ibu Mega, sebagai salah satu orang yang ikut dalam proses demokratisasi sejak tahun 1990 an,” ucap Anies di kediamannya Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
“Beliau merasakan ketika segalanya seba di atur, di mana pemilu dan pilpres pada masa itu enggak perlu ada surveyor. karena semua sudah tahu hasil sebelum proses pemilu saat itu,” paparnya.
Mulai dekat jelang Pilkada
Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024, hubungan antara PDI-P dan Anies agaknya semakin dekat. Dikutip dari Tribunnews, Juru Bicara Tim Nasional Pemenangan Pilkada PDI-P, Chico Hakim mengakui ada usul dari beberapa kader di daerah agar PDI-P mengusung Anies di Pilkada Jakarta 2024.
“Selain nama-nama dari internal tersebut ada juga nama Gubernur yang terakhir Anies Baswedan di sebut oleh teman-teman dari DPC, DPD,” kata Chico kepada wartawan.
Namun, Chico menekankan, PDI-P masih mengutamakan kadernya untuk bertarung di DKI Jakarta.
Isyarat serupa juga di sampaikan oleh Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto PDI-P yang mengakui bahwa partainya akan mempertimbangkan mengusung Anies apabila di usulkan oleh akar rumput.
“Ya semua nama yang di usulkan, karena kami ini adalah partai demokrasi khas Indonesia dengan demokrasi Pancasila, seluruh usulan selama itu dari bawah, akan di kaji dengan seksama untuk mencari pemimpin yang terbaik untuk gubernur dan wakil gubernur DKI dan juga daerah-daerah lain,” kata Hasto di Ende, Nusa Tenggara Timur.
Namun, Hasto mengingatkan bahwa nama-nama yang di usulkan oleh akar rumput tidak otomatis akan di tetapkan sebagai calon kepala daerah yang di usung oleh PDI-P.
Pasalnya, PDI-P memiliki sekolah partai, tempat para kader di didik dan di siapkan untuk menjadi calon pemimpin di masa depan.
“Partai menyiapkan dengan sekolah partai, dengan melakukan penugasan-penugasan kader, dan tentu saja melihat kehendak rakyat,” kata dia.
Di sisi lain, Anies menyambut positif sinyal yang di berikan oleh PDI-P untuk menjagokannya di Pilkada Jakarta. “Saya sangat apresiasi dan buat kami keterbukaan lintas kelompok, lintas partai itu menandakan kita sama-sama peduli tentang masa depan Jakarta,” kata Anies di kediamannya, kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Anies pun tidak memungkiri bahwa ia tengah mempertimbangkan untuk kembali maju sebagai calon gubernur Jakarta. Ia juga mengaku sudah mendapatkan tawaran dari ebberapa partai politik untuk berlaga di Pilkada Jakarta.
Baca juga: Projo – Ada Upaya PDIP Pisahkan Jokowi dan Prabowo
“Memang saya mendapatkan undangan dari parpol-parpol, di tawarkan, di minta untuk di calonkan jadi gubernur. Saat ini saya sedang mempertimbangkan,” ujar Anies saat bertemu masyarakat di Kampung Marlina, Jakarta.
Akan tetapi, hingga saat ini Anies belum memberikan kepastian mengenai akan maju pada Pilkada Jakarta atau tidak.
Anies juga belum mendapatkan tiket dari partai politik untuk maju sebagai calon gubernur, termasuk dari tiga partai politik yang mengusungnya di Pilpres 2024 yakni Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangksa (PKB), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).