Produk kosmetik lokal terus bermunculan dalam beberapa waktu terakhir termasuk produk impor. Pertumbuhannya bisa di katakan cukup pesat. Selama 2021-2023 misalnya, Kementrian Perindustrian mencatat pertumbuhan industri kosmetik mencapai 20 persen.
“Karena start-up dan artis-artis mungkin (ikut membuat), juga menambah jumlah industri kosmetik di Indonesia,” ujar Pit Direktur Industri Aneka dan IKM Kimia, Sandang, dan Kerajinan Kementrian Perindustrian, Ni Nyoman Ambareny saat membuka acara Cosmetic Day 2023 di Jakarta Selatan
Ni Nyoman menambahkan, produk lokal sebetulnya tidak kalah dengan produk impor dalam hal kualitas. Ia mencontohkan, produksi minyak atsiri sebagai bahan baku berbagai produk kecantikan dapat di temukan di berbagai daerah di Indonesia.
“Di Padang misalnya, Banyak juga minyak atsiri, di Aceh ada sentranya. Di seluruh Indonesia, tutur Ni Nyoman secara terpisah.
Ia menambahkan, pasar kosmetik di Indoensia sangatlah potensial. Apalagi, saat ini kosmetik tidak hanya untuk segementasi perempuan, tetapi laki-laki, anak dan balita. Sayangnya, saat ini semalkin banyak kosemetik impor yang masuk.
Itulah mengapa, industri kosmetik termasuk satu dari delapan komoditas yang di lakukan pengetatan impor. “Kami menginginkan produk lokal bisa mengisi pasar di Indonesia karena pasar Indonesia sangant potensial,” tuturnya.
Bahan baku masih impor hingga kurang branding
Ni Nyoman menyebutkan beberapa hal yang menjadi pekerjaan rumah untuk mendorong industri kosmetik lokal lebih di kenal luas dan unggul.
Termasuk di antaranya adalah branding produk. Apalagi, karena bahan baku dan faktor lainnya, banyak produk kosmetik lokal masih belum bisa menekan harganya.
Baca Juga : IHSG Bakal Menguat, Berikut Rekomendasi Saham Hari ini
Ia menyebutkan, saat ini sekitar 70-90 persen bahan baku masih di impor, sehingga salah satu upaya yang di lakukan adalah mendorong peningkatan bahan baku alami.
Apalagim tambah Ni Nyoman, tren pasar kosmetik adalah back to nature atau kembali ke alam. Sehingga, produk-produk dengan bahan baku alami seperti minyak atsiri sebetulnya banyak di minati.
“tahun depan target kami lebih ke pasar, branding. Karena kasihan, produk impor banyak sekali, murah, sudah ada branding.”
“Bagaimana mengefisienkan UMKM ini sehingga harga bisa kompetitif,” ucapnya.