Desember 13, 2024

Mengenal Trading Kripto
Mei 7, 2024 | admin

Mengenal Trading Kripto dan Risikonya Sebelum Membeli

Mengenal Trading Kripto Anda mungkin sudah familiar dengan istilah trading crypto yang beberapa tahun terakhir sempat ramai di kalangan trader. Trading crypto sebenarnya memiliki pengertian yang hampir sama dengan trading saham, hanya saja bedanya pada objek transaksi yang berbentuk cryptocurrency.

Pada dasarnya, cryptocurrency hadir karena adanya blockchain dan pasar mata uang digital di kalangan masyarakat. Bahkan, ada beberapa jenis cryptocurrency yang sangat terkenal dan nilainya bisa mencapai nominal puluhan hingga ratusan juga rupiah.

Pengertian Trading Crypto

Sebenarnya apa itu trading crypto? Menurut Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementrian Perdanganan, aset crypto atau kripto merupakan komoditu yang bisa di perdagangkan di bursa berjangka. Meskipun Bank Indonesia melarang aset kripto di gunakan sebagai mata uang atau alat pembayaran, namun aset kripto umumnya dapat di jadikan sebagai alat investasi dan dapat di perjualbelikan.

Aset kripto tersebut sering kali di sebut dengan koin kripto atau uang kripto dalam trading crypto yang biasanya bisa di perdagangkan sepanjang hari tanpa libur atau 24 jam per 7 hari. Namun, ada banyak hal yang perlu anda perhatikan sebelum memulai trading crypto karena kegiatan ini memiliki risiko yang sangat tinggi.

Dalam hal ini, trading crypto merupakan kegiatan menjual dan membeli aset mata uang digital yang tersedia di pasar cryptocurrency dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. Cryptocurrency sendiri saat ini di anggap sebagai aset untuk trading karena nilai fluktuasinya yang sangat tinggi.

Risiko Trading Crypto

Seperti yang telah di sebutkan, trading crypto memiliki risiko yang cukup tinggi sehingga perlu berhati-hati sebelum terjun di dalam aktivitas ini. Untuk mencegah terjadinya kerugian dengan nilai yang cukup besar dalam trading crypto, anda perlu memperhatikan beberapa risiko dan kelemahan dari trading ini, antara lain:

1. Risiko penurunan nilai yang tak terbatas

Dalam trading crypto, nilai-nilai mata uangnya bisa saja naik hingga ratusan persen tanpa ada batas. Hal ini tentu cukup menggiurkan bagi anda yang ingin mendapatkan keuntungan dari trading crypto. Namun, di balik semua itu ternyata ada risiko penurunan nilai yang tidak terbatas ketika melakukan trading crypto.

Dalam hal ini, bisa saja anda sebagai trader atau investor yang sempat untung dalam trading crypto justru bisa berbalik rugi dengan nilai yang sangat besar akibat jual-beli asetp kripto yang fluktuatif. Hal tersebut sudah jelas berbeda dengan investasi di pasar modal, seperti reksa dana atau saham.

Di Bursa Efek Indonesia, umumnya batas maksimal penurunan saham sekitar 7 persen dalam sehari dan biasanya akan langsung mengaktifkan sistem auto rejection. Bila penurunan terjadi selama beberapa hari, pihak otoritas Bursa menerapkan pemberhentian perdagangan sementara atau suspensi sehingga kerugian trafer atau investor bisa di batasi.

2. Tidak ada fundamental yang bisa di analisis

Perlu anda ketahui bahwa mata uang kripto bukanlah seperti mata uang rupiah, dollar, dan lain sebagainya. Sebab, meski di kenal sebagai koin atau uang, cryptocurrency dalam trading crypto bukan mata uang yang memiliki dasar fundamental seperti kondisi ekonomi suatu negara, suku bunga, serta data makro-ekonomi lainnya.

Mata uang dalam trading crypto juga tidak bisa di analisis dalam segi fundamentalnya, seperti halnya saham emiten yang biasanya pihak perusahaan memiliki pendapatan, laba, operasi bisnis, dan dividen.

Sementara itu, reksa dana bisa anda lihat dari isi portofolio yang tertera di dalam fund fact sheet. Oleh karena itu, akan sangat sulit bagi anda untuk memprediksi dan menganalisis nilai wajar atau valuasi dari mata uang kripto dan sejenisnya ketika melakukan trading crypto.

3. Tidak dilindungi oleh badan otoritas

Aset kripto hadir berkat teknologi blockchain yang memungkinkan semua data transaksi secara otomatis. Karena kegiatannya di atur oleh sistem blockchain, maka tidak ada lagi badan otoritas yang membuat peraturan dengan jelas atau pihak yang bisa membatasi perdagangan.

Artinya, dalam trading crypto pun tidak ada perlindungan trader atau investor yang dapat mendengarkan keluhan bilsa sesuatu terjadi pada set kripto tersebut. Hal tersebut sudah jelas berbeda dengan reksa dana atau saham yang memang telah di awasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Jika saham anda bergerak tidak wajar atau perusahaannya melanggar ketentuan, OJK akan memberikan peringatan. Reksa dana dan manajer investasi yang tidak patuh pun akan di berikan sanksi oleh OJK. Sementara itu, saat ini Bappebti Kementrian Perdagangan hanya mengawasi para penjual kripto dan aset kripto yang bisa di perdagangkan di Indonesia.

Itulah beberapa risiko trading crypto yang perlu anda ketahui secara cermat. Pasalnya, saat ini sudah banyak korban dengan kerugian yang sangat besar akibat melakukan kegiatan trading ini tanpa pengetahuan yang banyak. Maka dari itu, anda sebaiknya lebih berhati-hati untuk melakukan trading.

Selain trading, sebenarnya saat ini sudah banyak jenis investasi yang bisa anda lakukan, salah satunya adalah reksan dana. Namun, apa bedanya trading dan investasi? Simak dulu penjelasan lengkapnya di bawah ini.

Perbedaan Trading dan Investasi

Dalam memahami mengenai perbedaan trading dan investasi,anda perlu mengetahui terlebih dahulu tujuan dari masing-masing aktivitas ini. Investasi tujuannya berorientasi untuk menciptakan keuntungan dalam jangka waktu relatif lama dengan membeli dan menahan aset yang di miliki. Sedangkan trading tujuannya untuk menghasilkan keuntungan melalui jual beli saham.

Apabila terjadi fluktuasi atau naik-turun pasar harian, hal tersebut tidak akan mempengaruhi investor karena biasanya mereka bertujuan untuk investasi jangka panjang. Sedangkan, para trader cenderung bisa mendapatkan keuntungan dari fluktuasi pasar harian tersebut dengan membeli dan menjual saham yang mereka miliki.

Selain itu, anda juga bisa melihat perbedaan investasi dan trading dari segi penambahan manfaat. Biasanya investor yang berinvestasi bisa menikmati berbagai fasilitas, seperti dividen, bonus, pemecahan saham, dan lain sebagainya. Sementara itu, trader yang trading memegang saham hanya untuk interval pendek sehingga tidak menikmati fasilitas seperti investor.

Perbedaan trading dan investasi juga bisa di lihat dari segi jangka waktu. Umumnya investasi bisa di lakukan dengan jangka waktu yang panjang. Sedangkan, trading biasanya di lakukan dalam jangka waktu yang pendek.

itulah sebabnya, strategi investor umumnya menciptakan kekayaan dengan dividen dan bunga majemuk, sedangkan trader bergantung pada waktu pasar, sehingga mereka harus jeli menemukan waktu yang tepat untuk trading saham.

Meski begitu, baik itu trading dan investasi memang memiliki risiko masing-masing. Yang terpenting, anda perlu lebih cermat untuk mengurangi atau bahkan mencegah risiko yang mungkin terjadi.

Baca juga: Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Untuk memudahkan anda dalam berinvestasi dengan risiko yang cenderung lebih rendah di bandingkan trading crypto, anda bisa memanfaatkan reksa dana. Ada beberapa jenis reksa dana yang bisa anda pilih, mulai dari reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran, dan reksa dana saham.

Anda tidak perlu khawatir karena ada beberapa keuntungan berinvestasi reksa dana, seperti penawarannya beragam, mudah di pelajari bagi pemula, modal awal relatif terjangkau, risiko relatif lebih rendah, di kelola secara profesional, dan transparan.

CIMB Niaga menghadikan produk Reksa Dana yang bisa anda manfaatkan dengan lebih mudah, aman, dan nyaman. Sebab, anda bisa berinvestasi hanya dalam satu genggaman smartphone berkat OCTO Mobile.

Untuk berinvestasi reksa dana melalui OCTO Mobile, anda harus memiliki single investor identification (SID) serta melengkapi profil risikonya yang dapat di lakukan dengan memilih menu daftar dan investasi pada OCTO Mobile. CIMB Niaga akan melakukan verifikasi sebelum SID di terbitkan dan akses transaksi reksa dana melalui OCTO Mobile di berikan kepada anda.

Prodik digital banking dari CIMB Niaga tersebut akan membuat proses investasi reksa dana anda jauh lebih mudah. Sebab, OCTO Mobile memungkinkan anda untuk berinvestasi di mana saja dan kapan saja. Untuk informasi lebih lanjut mengenai pembelian reksadana melalui OCTO Mobile silahkan klik di sini.

Share: Facebook Twitter Linkedin
Apa Itu Reksadana
Mei 2, 2024 | admin

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Ada beberapa jenis portofolio investasi reksadana, salah satunya reksadana pendapatan tetap.

Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana investor yang di kelola oleh Manajer Investasi, di mana dana akan di investasikan ke dalam bentuk surat berharga seperti saham, obligasi, dan instrumen pasar uang lainnya.

Reksadana pendapatan tetap (RDPT) bisa di pilih oleh calon investor yang ingin bermain di pasar modal tapi menghindari risiko tinggi.

Sebagian besar dana instrumen investasi ini akan di tempatkan dalam efek berpendapatan tetap seperti surat utang. Pada reksadana pendapatan tetap, minimal 80 persen dana investor di investasikan dalam bentuk efek bersifat utang seperti obligasi atau sukuk.

Baca juga: Jangan Takut Rugi! Ini Cara Tepat Investasi untuk Pemula

Risiko dan keuntungan reksadana pendapatan tetap

Jenis instrumen investasi ini memiliki tingkat risiko menengah, yang lebih tinggi di bandingkan reksadana pasar uang tapi lebih rendah daripada reksadana saham.

Reksadana pendapatan tetap bisa di jadikan pilihan untuk di versifikasi investasi saat kondisi ekonomi masih belum stabil.

Imbal hasil atau return reksa dana pendapatan tetap sekitar 7-8 persen pertahun. Investasi ini paling pas untuk jangka waktu antara 1-3 tahun.

Baca juga: Keuntungan Investasi Saham yang Harus Kamu Ketahui

Lebih lanjut, beberapa keuntungan investasi reksa dana pendapatan tetap antara lain:

  • Modal investasi terjangkau
  • Imbal hasil bebas pajak
  • Dapat di cairkan sewaktu – waktu saat hari bursa
  • Pengelolaan dana investasi di awasi dan di atur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Dalam hal ini, investor di imbau memilih Manajer Investasi yang profesional dan berizin OJK.

Baca juga: Apa Itu Halving Bitcoin dan Dampaknya ke Investasi Kripto?

Sementara itu, risiko dari investasi reksa dana pendapatan tetap meliputi:

  • Risiko penurunan nilai unit penyertaan karena turunnya harga surat utang
  • Risiko likuiditas yang menyangkut kesulitas Manajer Investasi untuk menyediakan uang tunai saat sejumlah besar investor mencairkan reksa dana secara bersamaan
  • Perusahaan asuransi yang mengasuransikan kekayaan reksa dana tidak segera membayar ganti rugi atau lebih rendah dari nilai pertanggungjawaban
  • Dana investor tidak di jamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) di karenakan bukan produk perbankan.

Itulah ulasan mengenai apa itu reksa dana pendapatan tetap (RDPT), keuntungan, dan risikonya.

Baca juga: Jenis Investasi untuk Pemula yang Paling Populer

Share: Facebook Twitter Linkedin