Desember 13, 2024

Apa Itu Cut-Off-Time
Mei 23, 2024 | admin

Apa Itu “Cut-Off-Time” pada Investasi Reksadana?

Reksadana adalah wadah investasi yang mengumpulkan dana dari berbagai investor untuk di investasikan dalam berbagai instrumen keuangan seperti saham, obligasi, dan instrumen pasar uang lainnya.

Manajer investasi, atau perusahaan manajer investasi, mengelola dana tersebut sesuai dengan tujuan investasi yang telah di tetapkan dalam prospektus reksadana.

Reksadana di nilai cocok bagi investor pemula dengan modal terbatas serta tidak mempunyai banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasinya.

Sebelum membeli produk investasi reksadana, pastikan untuk mengetahui beberapa istilah yang melekat, salah satunya cut-off-time. Apa itu cut-off-time pada investasi reksadana?

Apa itu cut-off-time pada reksadana?

Di lansir dari laman Sikapi Uangmu OJK, cut-off-time adalah batas waktu penerimaan transaksi per hari yang berlaku baik untuk pembelian (Subscription) maupun penjualan (redemption).

Artinya, apabila anda ingin melakukan pembelian atau penjualan instrumen reksadana pada hari itu, anda harus melakukannya sebelum cut-off-time.

Bisa di katakan, cut-off-time dalam investasi reksadana adalah batas waktu terakhir di mana investor dapat melakukan pemesanan atau penjualan unit reksadana pada hari kerja tertentu dengan harga bersih aktiva yang berlaku pada hari tersebut.

Dalam kondisi normal, cut off time untuk reksadana adalah sebelum pukul 13.00 WIB setiap harinya.

Transaksi pembelian dan penjualan produk reksadana yang di lakukan sebelum cut-off-time kan di proses dan masuk pada hari yang sama. Dengan mengikuti harga nilai aktiva bersih per unit penyertaan (NAB/UP) pada hari tersebut.

Sedangkan transaksi pembelian dan penjualan produk reksadana yang di lakukan setelah cut-off-time akan di hitung dan mengikuti harga NAB/UP pada keesokan harinya.

Sementara, transaksi pembelian dan penjualan reksadana yang di lakukan pada hari libur buesa akan mengikuti hari kerja berikutnya.

Baca juga: Apa Itu Saham Syariah? Simak Pengertian dan Karakteristiknya

Sebagai informasi, ketika membeli reksadana, anda akan memperoleh sejumlah unit pernyetaan. NAB/UP adalah harga dari unit penyertaan tersebut.

Salah satu keuntungan reksa dana adalah keuntungan yang di peroleh dari kenaikan harga unit pernyertaan (NAB/UP). Konsep ini kurang lebih sama dengan konsep capital gain dalam konteks kenaikan harga saham pada investasi saham.

Sebagai contoh, jika di asumsikan unit penyertaan yang anda beli adalah 1.000 unit penyertaan. Misalnya, anda membeli reksa dana sebelum cut-off time, maka anda mendapatkan harga NAB/UP sebesar Rp 2.000.

Namun jika membeli reksa dana setelah cut-off time, anda akan mendapatkan harga NAB/UP sebesar Rp 2.100.

Jika di kemudian hari harga NAB/UP meningkat menjadi Rp 2.500. Maka keuntungan yang di dapatkan jika membeli reksa dana sebelum cut-ff time saat ini adalah Rp 500.000. Sedangkan keuntungan yang di dapatkan jika membeli reksadana setelah cut-off time hari ini adalah Rp 400.000.

Dengan demikian, anda harus pandai membeli reksadana pada saat harga unit penyertaan sedang murah agar pembelian reksadana dapat memperoleh keuntungan yang maksimal.

Share: Facebook Twitter Linkedin
Apa Itu Reksadana
Mei 2, 2024 | admin

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Ada beberapa jenis portofolio investasi reksadana, salah satunya reksadana pendapatan tetap.

Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana investor yang di kelola oleh Manajer Investasi, di mana dana akan di investasikan ke dalam bentuk surat berharga seperti saham, obligasi, dan instrumen pasar uang lainnya.

Reksadana pendapatan tetap (RDPT) bisa di pilih oleh calon investor yang ingin bermain di pasar modal tapi menghindari risiko tinggi.

Sebagian besar dana instrumen investasi ini akan di tempatkan dalam efek berpendapatan tetap seperti surat utang. Pada reksadana pendapatan tetap, minimal 80 persen dana investor di investasikan dalam bentuk efek bersifat utang seperti obligasi atau sukuk.

Baca juga: Jangan Takut Rugi! Ini Cara Tepat Investasi untuk Pemula

Risiko dan keuntungan reksadana pendapatan tetap

Jenis instrumen investasi ini memiliki tingkat risiko menengah, yang lebih tinggi di bandingkan reksadana pasar uang tapi lebih rendah daripada reksadana saham.

Reksadana pendapatan tetap bisa di jadikan pilihan untuk di versifikasi investasi saat kondisi ekonomi masih belum stabil.

Imbal hasil atau return reksa dana pendapatan tetap sekitar 7-8 persen pertahun. Investasi ini paling pas untuk jangka waktu antara 1-3 tahun.

Baca juga: Keuntungan Investasi Saham yang Harus Kamu Ketahui

Lebih lanjut, beberapa keuntungan investasi reksa dana pendapatan tetap antara lain:

  • Modal investasi terjangkau
  • Imbal hasil bebas pajak
  • Dapat di cairkan sewaktu – waktu saat hari bursa
  • Pengelolaan dana investasi di awasi dan di atur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Dalam hal ini, investor di imbau memilih Manajer Investasi yang profesional dan berizin OJK.

Baca juga: Apa Itu Halving Bitcoin dan Dampaknya ke Investasi Kripto?

Sementara itu, risiko dari investasi reksa dana pendapatan tetap meliputi:

  • Risiko penurunan nilai unit penyertaan karena turunnya harga surat utang
  • Risiko likuiditas yang menyangkut kesulitas Manajer Investasi untuk menyediakan uang tunai saat sejumlah besar investor mencairkan reksa dana secara bersamaan
  • Perusahaan asuransi yang mengasuransikan kekayaan reksa dana tidak segera membayar ganti rugi atau lebih rendah dari nilai pertanggungjawaban
  • Dana investor tidak di jamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) di karenakan bukan produk perbankan.

Itulah ulasan mengenai apa itu reksa dana pendapatan tetap (RDPT), keuntungan, dan risikonya.

Baca juga: Jenis Investasi untuk Pemula yang Paling Populer

Share: Facebook Twitter Linkedin