Rangka atap berbahan kayu dan baja ringan merupakan dua material yang banyak di gunakan dalam pembangunan rumah. Khusus rangka atap baja ringan, beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan popularitas. Meskipun masih banyak pula rumah yang menggunakan rangka atap kayu.
Dengan kondisi itu, mungkin anda memikirkan mana yang lebih baik antara rangka atap baja ringan atau kayu. Keduanya tentu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, pilihan terbaik tetap bergantung pada kebutuhan dan preferensi pribadi.
Merujuk sejumlah sumber, berikut perbandingan antara rangka atap baja ringan dengan rangka atap kayu.
Kekuatan
Baja memiliki rasio kekuatan terhadap berat yang lebih kuat di bandingkan kayu, dan bahkan dapat melentur dengan gaya, di mana ini menjadi salah satu alasan keberhasilannya dalam proyek konstruksi besar.
Meskipun ada persepsi bahwa baja lebih kuat dari kayu, kekuatan sebenarnya merupakan beban desain, dan kedua material di rancang untuk beban yang di terapkan sesuai kebutuhan. Rangka atap kayu umumnya lebih kuat dalam kompresi karena merupakan bagian padat di bandingkan baja ringan yang di gulung. Sebaliknya, baja akan lebih kuat dalam tegangan.
Secara keseluruhan, baja memiliki rasio kekuatan terhadap berat yang lebih kuat di bandingkan kayu yang lebih berat. Namun, struktur rangka kayu bisa lebih kuat dan kokoh asalkan di rancang dengan benar. Menggunakan material yang berkualitas dengan jumlah optimal untuk kekuatan yang di butuhkan.
Daya Tahan
Baja ringan stabil secara dimensi, artinya tidak akan menyusut, pecah, melengkung, atau retak. Ini membantu mencegah perbaikan yang mahal dan pembelian material tambahan. Dangka atap baja ringan juga tidak memerlukan perawatan dan perbaikan yang sering terjadi pada rangka atap kayu karena kebakaran, jamur, lengkungan, dan serangan rayap.
Jika terjadi kebakaran, rangka atap baja ringan meningkatkan jumlah waktu yang tersedia bagi penghuni rumah untuk keluar sebelum struktur runtuh. Di samping itu, baja ringan lebih tahan terhadap gempa bumi dan angin kencang di bandingkan rangka atap kayu. Komponen rangka atap baja ringan juga cukup tahan hujan dan cuaca panas, sehingga saat hendak pemasangan dapat di angkut tanpa tutup dan di simpan di luar ruangan karena ketahanannya terhadap segala jenis cuaca.
Baca juga: Tips Bikin Rumah Kamu Anti Maling
Sementara untuk rangka atap kayu, perlu di bungkus saat pengiriman dan penyimpanan di lokasi. Karena kayu akan melengkung bila terkena paparan unsur-unsur tersebut dalam jumlah yang cukup, baik secara tidak sengaja maupun tidak sengaja.
Nmaun di lingkungan pesisir, penggunaan rangka atap baja ringan sangat berisiko. Karena baja adalah bahan yang sangat korosif atau berkarat. Kombinasi air, angin, dan pasir dapat berdampak negatif pada rangka atap baja ringan. Meskipun kerusakan dapat di pertahankan, dampak negatifnya dapat di tangani dengan bersikap proaktif dan melakukan inspeksi bangunan secara rutin.
Dampak Lingkungan
Baja dapat di daur ulang 100 persen. Sementara untuk kayu, terkadang memerlukan tambahan bahan kimia saat mendaur ulang. Pembuatan dan pemrosesan komponen baja ringan menghasilkan sedikit sekali sisa. Sedangkan rangka atap kayu menyisakan banyak limbah.
Di sisi lain, rangka atap kayu memiliki jejak karbon yang lebih rendah di bandingkan rangka atap baja ringan, karena produksi baja memerlukan lebih banyak gas rumah kaca. Akan tetapi, rumah dengan rangka atap baja ringan juga hemat energi. Di bandingkan rumah rangka atap kayu, rumah dengan rangka atap baja ringan di anggap lebih hemat energi dalam hal pengaturan termal. Suhunya lebih sejuk di musim panas dan lebih hangat di musim dingin.
Di satu sisi, baja memancarkan panas yang di serap. Rangka atap baja ringan pun tidak terdapat tingkat insulasi bawaan yang sama dengan rangka kayu, ini menjadi salah satu kekurangan baja ringan. Sehingga rangka atap baja ringan juga perlu di tambahkan penghalang dan insulasi radiasi.